Amerika Jatuhkan Bom Super Ini ke Afghanistan, Rakyat Jelata Jadi Korban, Dunia Bungkam



Setelah menembakkan rudal Tomahawk ke pangkalan militer Syria, aksi koboi terkini Amerika Serikat sangat bombastis. Mereka menjatuhkan bom di Afghanistan. Bukan sekadar bom. Ini adalah ibunya semua bom di dunia.

Bom ini menjadi perangkat non nuklir paling hebat yang digunakan AS selama menjalankan misi pertempuran melawan ISIS di Afghanistan. Serangan itu terjadi pada Kamis (13/4) di kawasan timur Afghanistan. ”Ini adalah bukti kalau kebijakan luar negeri AS sangat keras,” kata Trump mengenai penggunaan bom itu.

Bom tersebut memang luar biasa. Berlabel GBU-42, bom itu seberat 9.797 kilogram. Perangkat perang itu punya 11 ton peledak dan dijatuhkan dari jet perang MC-130 di distrik Achin Provinsi Nangarhar. ”Lokasi itu berbatasan langsung dengan Pakistan,” kata juru bicara Pentagon Adam Stump.

GBU-43, yang memang dikenal sebagai ibunya semua bom, dilengkapi GPS dan kali pertama diujicoba pada Maret 2003. Bom itu dinobatkan sebagai alat hancur yang efektif untuk membumihanguskan target kluster atau target yang berada di bawah tanah. ”Misi ini sangat sukses,” kata Trump.

Memang, saat kampanye, Trump berjanji untuk fokus menghancurkan ISIS yang beroperasi di Syria dan Iraq. ”Jika Anda melihat apa yang terjadi selama delapan pekan terakhir dan dibandingkan dengan apa yang terjadi dalam delapan tahun sebelumnya, Anda akan melihat perbedaan yang luar biasa,” kata Trump menyindir pemerintahan Barack Obama saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis (13/4).

AS memang masih berperang di Afganistan. Mereka memiliki sekitar 8.400 tentara di negara tersebut. Grup-grup militan masih berusaha merebut Afghanistan selama 15 tahun setelah invasi AS yang menjatuhkan pemerintahan Taliban.

Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan kalau bom itu menarget sistem terowongan bawah tanah dan gua-gua yang ISIS gunakan untuk bergerak bebas. ”Lorong dan gua itu mempermudah gerak mereka menuju sasaran militer AS dan pasukan Afghanistan,” katanya.

Sayangnya, bom dengan daya ledak dahsyat ini juga membunuh ratusan rakyat jelata. Dunia, dalam hal ini PBB belum mengeluarkan komentar mengenai pembunuhan massal tersebut. (Reuters/CNN/BBC/tia)

Posting Komentar

0 Komentar