Cina di Medan sudah terkenal akan kesombongan dan keangkuhannya. Walau tidak semuanya begitu, tapi dari 10 orang terdapat 7 yang demikian. Kisah yang terjadi beberapa tahun lalu ini bisa jadi buktinya.
AMG (32) warga Jalan S Parman terpaksa berurusan dengan petugas Polresta Medan. Pasalnya, warga turunan Tionghoa ini nekad menantang Panglima Kodam (Pangdam) I/BB, Mayor Jenderal TNI Edy Rahmayadi hanya gara-gara hendak parkir di depan Toko Roti jalan Uskup Agung, (17/5/2015).
KEPALA BARESKRIMKesal dicaci maki, ajudan Pangdam pun melaporkan kasus ini ke Mapolresta Medan, Senin (18/5/2015).
Informasi yang dihimpun, kejadian bermula saat Pangdam I/BB membeli di Toko Roti jalan Uskup Agung. Saat itu, mobil Pangdam diparkirkan tepat di depan toko Roti tersebut.
Lalu, saat hendak keluar dari Toko Roti, sebuah mobil Valfire BK 69 D warna putih yang dikemudikan AMG memaksa untuk memarkirkan mobilnya didepan Toko Roti tersebut dengan cara membunikan klakson berkali-kali.
Karena Pangdam bersama istri masih ada keperluan di Toko roti tersebut, ajudan langsung meminta maaf dan meminta beberapa saat untuk segera pergi.
Namun dengan emosi, AMG langsung menekan gas mobilnya dengan tinggi sambil mengklakson mobil Pangdam. Lalu dengan emosi, AMG langsung turun dari mobilnya dan memaki ajudan Pangdam dengan kata-kata kotor.
Selanjutnya, dari belakang, AMG pun didatangi intel kodam sambil mengatakan bahwa pemilik mobil yang dimakinya itu adalah Pangdam I/BB. Saat itu, AMG bukannya tenang, malah AMG menjadi emosi dan menantang Pangdam.
“Tiba-tiba saja mobilnya datang dengan cara menggas kuat sambil mengklakson-klakson. Ajudan yang melihat langsung meminta agar AMG sabar, malah AMG menjadi tambah marah,” ujar salah seorang personil Pomdam yang namanya enggan disebutkan saat di Mapolresta Medan.
Selanjutnya, AMG pun didatangi oleh Intel Kodam yang saat itu bertugas dengan mengatakan bahwa pemilik mobil adalah seorang Pangdam I/BB.
“Kenapa kalo Pangdam? Gak takut aku. Lalu oleh anggota Intel Kodam, AMG pun ditarik menjauh dari mobil Pangdam agar tidak diketahui Pangdam, tapi ternyata Pangdam tahu dan karena yang dimaki sopir dan Ajudan, sopir lah yang melapor,” ucap personil Pomdam tersebut.
Ketika dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono mengatakan bahwa ia menunggu hasil penyidikan. “Masih kita tunggu hasil penyidikan,” ujarnya singkat.
Dari hasil pantauan, AMG didampingi oleh orang tuanya hadir di Mapolresta Medan bersama beberapa personil Pomdam I/BB.
Tapi dari sekian banyaknya korban keangkuhan Cina di Medan, tak satupun yang berakhir di jeruji besi. (ucup/Bareskrim)
0 Komentar