Harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya premium dan solar, akan dievaluasi pemerintah setelah tekanan inflasi selama Ramadan dan Lebaran mereda.
’’Premium RON 88 dan solar dilihat pada Juli setelah Lebaran. Nanti kita lihatlah,’’ kata Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Evaluasi dilakukan karena harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) di atas asumsi pemerintah di APBN. Karena itu, pemerintah diperkirakan meningkatkan harga dua BBM bersubsidi tersebut.
Meski demikian, Jonan belum bersedia memastikan apakah pemerintah berencana menaikkan harga BBM atau tetap mempertahankan harga saat ini.
Tim Harga Minyak Indonesia mencatat, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada Mei 2017 mencapai USD 47,09 per barel atau turun USD 2,47 per barel dari USD 49,56 per barel pada bulan sebelumnya. Sementara itu, ICP SLC/minas mencapai USD 48,08 per barel atau turun USD 2,43 per barel dari USD 50,51 per barel pada April 2017.
Harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Mei 2017 jika dibandingkan dengan April 2017 turun karena berbagai faktor.
Di antaranya, peningkatan produksi minyak dunia oleh negara-negara OPEC dan Amerika Serikat. Masing-masing 65 ribu barel per hari dan 195 ribu barel per hari pada April menjadi 31,78 juta barel per hari dan 19,7 juta barel per hari.
Selain itu, ada sentimen negatif di pasar minyak dunia setelah adanya rencana Presiden Trump menjual strategic petroleum reserve milik Amerika Serikat selama 10 tahun terhitung mulai 2018.
Stok minyak mentah komersial di negara-negara OECD mencapai rekor tertinggi sebesar 1,235 juta barel karena tingginya impor, menurunnya permintaan kilang, serta meningkatnya produksi minyak mentah di Amerika Serikat. (dee/c22/noe)
0 Komentar